Budayakanlah Komentar yang Bermutu

Kamis, 16 September 2010

Perjuangan Melawan Penyakit yang Tak Dapat Disembuhkan

Aku adalah seorang gadis yang sehat dan sangat bersemangat menjalani hidup. Setiap hari kurasakan sebagi anugrah terindah yang diberikan Tuhan kepadaku. Sejak kecil aku dikenal sebagai pribadi yang riang dan aktif, dan hal itulah yang menyebabkan aku mempunyai banyak teman yang selalu menyayangiku. Tetapi, saat menjalani tahun kedua di SMP, suatu kejadian aneh tiba-tiba menimpah diriku. Saat mengikuti lomba balap lari di sekolah, tiba-tiba aku merasakan pandangan buram dan berbayang walau hanya sekejap. Karenanya aku pun mengabaikan saja kejadian tersebut. Tetapi ternyata sejak saat itu, beberapa kali aku mengalami kejadian aneh seperti kakiku yang tiba-tiba saja tidak dapat digerakkan saat mengikuti acara mendaki gunung bersama dengan teman-teman seangkata di SD, tangan kanan yang tidak dapat diangkat dan digerakkan ketika hendak menyikat gigi di suatu pagi, hingga lidah yang terasa kelu dan tidak dapat digerakkan saat membaca di depan kelas ketika aku telah menginjak kelas 1 SMA. Kejadian-kejadian tersebut membuatku merasa cemas dan pada akhirnya aku berinisiatif untuk memeriksakan diri. Dokter yang memeriksa menyatakan bahwa tubuhku mengalami kegagalan sistem pergerakan otot yang mengakibatkan menurunnya kemampuan otot. Penyakit yang disebut tergolong parah itu lambat laun mulai semakin ganas menyerang tubuhku, hingga akhirnya pada kelas 3 SMA, aku pun memutuskan untuk berhenti dari sekolah dan kembali ke rumah. Sejak itu, aku menghabiskan hidupku dengan keluar masuk rumah sakit, menjalani berbagai macam pengobatan dan terapi karena sebenarnya penyakit ini tergolong penyakit langka dan pada saat itu belum ditemukan metode penyembuhan yang tepat. “Masa mudaku kuserahkan pada penyakit aneh tak bernama… “. 

Perlahan-lahan, aku pun kehilangan semangat untuk terus hidup karena kini hidupku sangat tergantung pada bantuan orang lain dengan kondisi yang seringkali berada di ambang antara hidup dan mati. “Konon, penyakit ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Tapi… mengapa penyakit ini memilihku? Adakah harapan takdirku bisa diperbaiki?“ Selalu kupikirkan hal itu berulang-ulang sampai aku menangis terisak. Dalam keputusasaan, aku sering berharap bahwa lebih baik mati saja. Bahkan aku berulang kali mencoba untuk bunuh diri. Tetapi kenyataannya, dalam berbagai fase kehidupan yang sangat menyiksa, aku selalu berhasil untuk terus bertahan hidup. Lambat laun aku menyadari bahwa ada sesuatu dalam diriku yang menyuruh untuk tetap hidup, betapapun beratnya kehidupan yang harus ku jalani. Aku pun menyadari bahwa banyak sekali orang di sekitar yang selalu memberi semangat pada ku dan menginginkan agar aku tetap hidup. Ayah dan ibuku yang selalu menangis tiap malam memikirkanku, keluarga, teman-teman yang menyayangiku, bahkan dokter dan seluruh staf rumah sakit pun selalu berbuat yang terbaik dalam mengusahakan agar aku terus hidup. Akhirnya, aku pun sampai pada fase dimana aku telah dapat menerima keadaan ini dengan ikhlas dan mulai mencari tujuan hidup di dunia ini. Setelah selama sembilan tahun menghabiskan hidup di rumah sakit, kini aku mulai mencari kebahagiaanku sendiri dalam segala keterbatasan yang kupunya. Perjuangan hidupku pun terus berlanjut, dari perjuangan melawan penyakit yang telah merenggut masa mudaku, hingga perjuangan untuk mencari tempat bagi ku di dunia ini… “ Aku ingin terus maju, selangkah demi selangkah. Namun kekuatanku terbatas...”


Oleh: Aliceya Phantomhive

3 komentar:

  1. Cerita ini membuatku menangis...

    BalasHapus
  2. Menggugah hati..walaupun ane laki2 tp jujur ceritanya sangat menyentuh. kiranya kita dapat mengambil hikmah dari cerita ini.

    BalasHapus